Jumat, 30 April 2010

ITIK RAS PAJAJARAN

Itik Pajajaran, Hasil Pencarian Sifat Unggul

Berbekal pengalaman beternak itik selama lebih dari 45 tahun, Engko Koswara dibantu anaknya, Wafiq, berhasil menyilangkan Itik Tasik dan Itik Magelang. Gagasan awalnya adalah keinginan memiliki itik dengan sifat jinak dan penampilan yang baik serta produksi telurnya tinggi. Setelah ujicoba yang dimulai 2002, pada 2005 keduanya mendapatkan generasi ke tiga hasil persilangan tersebut, yang selanjutnya dinamai itik ras Pajajaran. “Nama itu sesuai dengan tempat tinggal kami,” terang Wafiq yang beralamat di Kampung Pajajaran RT 01 RW 03 Desa Pangauban Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat. “Agar nama daerah terangkat dari itik,” imbuhnya saat ditemui TROBOS.
Hasilnya, diperoleh itik ras baru dengan beberapa keunggulan. Disebut Engko, itik temuannya ini memiliki karakter jinak, tenang dengan tingkat stres rendah dan produksi telur stabil berkisar antara 237-300 butir per ekor per tahun. Sifat-sifat tersebut diturunkan dari sifat Itik Magelang. Sementara Itik Tasik menurunkan pada Itik Pajajaran sifat-sifat fisik, penampilan postur yang tinggi dan besar dengan bobot yang mampu mencapai lebih dari 2 kg. Selain itu, itik ini memiliki karakteristik tidak rentan terhadap penyakit. Angka kematiannya pun sangat kecil hanya 1-2 %.
Keunggulan Itik Pajajaran juga diakui Kepala Dinas Peternakan & Perikanan Kabupaten Bandung Barat, drh Adiyoto. Ditemui terpisah Adiyoto mengatakan, “Secara fenotip ras itik ini menunjukkan keunggulan berbeda dari ras itik yang ada sebelumnya. Tetapi secara genetis harus ada kajian ilmiah yang dilakukan para ahli untuk memastikan hasil persilangan ini sudah stabil atau tidak.” Ia menambahkan, pihaknya sudah mengusulkan ke tim dari Deptan dan Perguruan Tinggi agar ras baru ini diakui. Namun, lanjut Adiyoto, prosesnya tidak mudah karena harus ada pengakuan dari lembaga semacam badan standardisasi nasional dan harus ada kajian ilmiah lebih lanjut terhadap itik tersebut. Meski demikian ia memastikan, terobosan ini bisa memberi peluang baru bagi peternak yang ingin memelihara.

Penghargaan Nasional
Upaya memasyarakatkan Itik Pajajaran pun terus dilakukan. Budidaya pembesaran maupun pembibitan terus dikembangkan. Dengan mesin tetas yang dimiliki, penetasan telur Itik Pajajaran terus dilakukan sebanyak-banyaknya. Sedangkan budidaya pembesaran dan produksi telur dilakukan para peternak yang tergabung dalam wadah Kelompok Tani Ternak Itik “Family”, yang anggotanya merupakan kerabat dari Engko.
Didukung peran dan pendampingan dari Penyuluh Pertanian Subsektor Peternakan, kelompok ini telah mendapatkan berbagai penghargaan dari pemerintah di tingkat daerah sampai tingkat nasional. Terakhir, kelompok yang diketuai oleh Lukmanul Hakim ini menjadi Juara 1 Kelompok Agribisnis Peternak Itik Tingkat Nasional 2009

Sumber : Majalah Trobos edisi Februari 2010

1 komentar: